Jakartashowbiz.com – Glenfiddich menghadirkan acara The Where Next Club. Sebuah program yang membahas soal semangat dan sumber motivasi, bagaimana mendorong batasan di bidang yang digeluti, dan bagaimana menjawab pertanyaan penting: “Where Next?”. Di Episode 2 ini, Glenfiddich menghadirkan William Tjandra, pendiri TDA Luxury Toys.

Dipandu oleh Rory Asyari, William Tjandra bercerita bagaimana jatuh bangunnya ia saat memulai bisnisnya. Awalnya, ia memulai bisnis kecil-kecilan dengan tujuan supaya bisa membeli mobil impiannya. Perlu diketahui, William Tjandra memang sudah tertarik pada otomotif sejak masih di bangku SD.
Baca Juga: Jefri Nichol dan Lutesha Jadi Pemeran Utama Dalam Film Ali Topan
Begitu lulus, ia mulai membantu perusahaan keluarganya, sampai akhirnya William Tjandra membuat keputusan penting untuk membuka usaha bahan bangunannya sendiri demi bisa membeli mobil impiannya. Tentunya, hal itu bukan tugas yang sederhana.

Kemudian, William Tjandra pergi ke Tiongkok untuk memperluas basis pasokannya, membeli beberapa barang, dan menghabiskan cukup banyak uang dari bank. Setelah itu, Ia pun kembali ke Indonesia untuk meneruskan bisnisnya meski mengalami banyak pasang surut. Akhirnya, William Tjandra dapat membeli kendaraan impiannya, BMW 328ci 2-seater, yang sangat mahal baginya saat itu.
Pada tahun 2008, ketika bisnis bahan bangunannya yang baru tidak berjalan sesuai harapannya, William Tjandra punya gagasan untuk melakukan bisnis jual-beli kendaraan. Kemudian, ia mengejar usaha baru di industri otomotif karena dia senang mengganti mobilnya setiap tahun.

William menceritakan bagaimana istilah TDA muncul; awalnya merupakan akronim dari nama belakangnya,”Tjandra”, yang akhirnya menjadi singkatan dari ‘The Djakarta Auto’. Karena kedengarannya berlebihan dalam konteks saat ini, dia percaya bahwa menyebut perusahaannya ‘Tjandra Motor’ bukanlah ide yang bagus.
Baca Juga: V BTS Jadi Brand Ambassador Aplikasi Investasi Online Indonesia
Selain itu, dia menjelaskan mengapa dia menggunakan kata ‘toys’ untuk menunjukkan bahwa produk tersebut adalah kendaraan mewah dan bukan kendaraan biasa. William mampu mengetahui tujuannya, seperti arti nama Glenfiddich, dan pilihannya untuk menganggap usaha tersebut sebagai salah satu yang terbaik yang pernah dibuatnya.
Perlahan tapi pasti, bisnisnya mulai berkembang dan semakin besar. Namun saat pandemi melanda, keadaan tampak suram karena showroom harus ditutup selama lebih dari setahun. William bertemu dengan BAC, pembuat mobil yang berbasis di Inggris saat masa lockdown. Ia bernegosiasi dan meminta izin distributor kepada BAC.

Karena popularitasnya, TDA Luxury Toys telah beralih dari penjualan mobil bekas menjadi distributor resmi untuk sejumlah pabrikan kelas atas, termasuk Koenigsegg, Jeep, Morgan Motor, dan lain-lain. Selain dari aspek komersial, pandemi ini memberikan kesempatan kepada William Tjandra dan seluruh pemain di industri otomotif untuk membantu pengiriman 20.000 unit vaksin di sekitar Jakarta sekaligus bantuan bahan pokok, masker, dan kebutuhan lainnya.
Sebagai pemilik bisnis dan penggemar mobil, William Tjandra harus berubah menjadi sosok yang lebih profesional dan berpengalaman, seperti halnya Glenfiddich yang mengalami transformasi dan evolusi selama 130 tahun. Belakangan, banyak merek terkenal mempercayainya karena kemampuan dan pengetahuannya yang mendalam tentang sektor otomotif.
“Kesuksesan terbaru saya adalah TDA Luxury Toys dengan showroom barunya yang sedang dalam proses pembangunan,” katanya seperti dalam keterangan resmi yang diterima Jakartashowbiz.com, belum lama ini.
William selalu termotivasi untuk mempelajari sesuatu yang baru dan menarik karena dia adalah lifetime learner.Berbicara tentang inspirasi, William menyadari kualitas Glenfiddich yang konsisten sesuai dengan jati dirinya.