Bekerjasama dengan Produser Keren, Sal Priadi Hadirkan Album Studio “Markers And Such Pen Flashdisks”

Jakartashowbiz.com – Album studio kedua Sal Priadi, “MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISKS,” yang rilis 30 April 2024 lagi jadi bahan obrolan seru di media sosial. Dengan 15 track yang ada di album ini, para pendengar punya lagu favorit masing-masing. Dalam pengerjaannya, Sal Priadi kerja bareng enam produser keren: Gusti Irwan Wibowo, Rifan Kalbuadi, Lafa Pratomo, Mahatamtama Arya Adinegara, Rendy Pandugo, dan Petra Sihombing.

Baca Juga: Kolaborasi dengan Andmesh Kamaleng, Yovie Widianto Libatkan Putranya Lewat Lagu “Bukan Sebuah Rindu”

Gusti Irawan Wibowo memproduseri beberapa track yang hits banget, kayak “Dari planet lain” yang viral di media sosial dan sering dipakai jadi latar video. Dia juga produseri lagu “Yasudah,” “Episode,” dan “Foto kita blur.” Ini adalah kerja profesional pertama Gusti sama Sal, dan dia bilang tantangan terbesar adalah bikin lagu yang nuansa kontemplatif tapi punya banyak “wajah” di hasil akhirnya.

Foto: Tangkap layar Instagaram Sal Priadi

Lagu “Dari planet lain” bikin pendengarnya ketagihan dengan sisipan nuansa luar angkasa yang unik dan durasi lagu yang pendek. “Ada juga momen lucu pas rekaman ‘Foto kita blur’. Jadwalnya selalu mundur, eh ternyata Sal lagi nulis lagu itu di tempat. Jadi dia rekam dulu reff-nya, terus pas lagi preview, dia nulis lirik tambahan,” cerita Gusti.

Rifan Kalbuadi juga ikut memproduseri lagu-lagu yang bikin haru, kayak “Gala bunga matahari” dan track penutup “I’d like to watch you sleeping”. Rifan bilang tantangan besar dalam “Gala bunga matahari” adalah menyampaikan pesan yang dalam dengan tetap menonjolkan vokal Sal. “Sal kirim voice note dengan vokal dan gitar ke gue. Tantangannya adalah gimana gue bisa tetap menonjolkan itu di versi finalnya,” kata Rifan.

Foto: Tangkap layar Instagaram Sal Priadi


Produser kawakan Lafa Pratomo juga ambil bagian, memproduseri lagu “Hi, selamat pagiii,” “Zuzuzaza,” “Ada titik-titik di ujung doa,” dan “Di mana alamatmu sekarang.” Lafa udah lama kerja sama Sal sejak “Amin Paling Serius” (2018). Dia bilang, Sal adalah seniman yang memperlakukan karyanya dengan sangat menyeluruh.

Ada momen lucu pas garap “Ada titik-titik di ujung doa”. Ketika itu, lagunya udah hampir selesai tapi tiba-tiba Sal bilang dia harus ganti liriknya. “Sal tiba-tiba bilang di grup WhatsApp, ‘Maaf nih aku tahu ini nggak bener dan nggak terpuji, tapi aku harus ganti liriknya,’ padahal lagunya udah hampir selesai,” kenang Lafa.

Foto: Tangkap layar Instagaram Sal Priadi

Mahatamtama Arya Adinegara memproduseri lagu “Semua lagu cinta” dan “Lewat sudah pukul dua, makin banyak bicara kita.” Dia bilang, salah satu yang menyenangkan di proyek ini adalah revisi yang nggak terlalu banyak, beda dengan proyek-proyek sebelumnya yang bisa sampai lima kali revisi.

Petra Sihombing, yang juga tetangga Sal, memproduseri lagu “Kita usahakan rumah itu” dan “Mesra-mesraannya kecil-kecilan dulu” yang lebih dulu rilis tahun 2022. Petra cerita tentang momen mengharukan pas rekaman “Mesra-mesraannya kecil-kecilan dulu,” di mana Sal sampai menangis dan harus keluar studio karena nggak kuat nyanyi.

Rendy Pandugo memproduseri track “Biar jadi urusanku”, yang diambil dari puisi ciptaan Sal. Pengerjaannya memakan waktu dua tahun dan melibatkan unsur musik 90-an. Rendy bilang, “Gue nggak akan lupa momen kagetnya setelah dua tahun kemudian tiba-tiba ditelepon untuk beresin lagu ini.”

Menikmati album “MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISKS” layaknya menikmati sebuah film cinta multidimensional. Dengan enam produser yang terlibat, Sal berhasil meracik cerita yang penuh warna, yang bisa dirasakan kalau didengerin dari awal sampai akhir. Visualisasi utuh album ini bisa ditonton di kanal YouTube Sal Priadi: Full Album Visualizer. Jangan sampai ketinggalan, ya!