Jakartashowbiz.com – Artis cantik Andien dan Acha Septriasa punya pengalaman tak terlupakan ketika menjalani proses syuting film terbaru mereka berjudul Surga di Bawah Langit. Diketahui, Lokasi syuting film Surga di Bawah Langit dilakukan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.
“Ketika sampai di sana kami disuguhkan pemandangan gunung sampah, miris baget sampai ditutup kain hitam, enggak ada jalan keluar kecuali ditutupin. Kami ditawarkan pakai sepatu booth ke area lokasi,” kata Acha Septriasa dalam jumpa pers di XXI Senayan City, Jakarta Pusat, Kamis (16/3/2023).
“Saat itu Reza Rahadian enggak mau pake booth dan dia nginjek sesuatu yang basah dan kita kebiasa menghirup udara gitu. Ya udah bodo amat makan di sana, kita makan di tengah sampah. Jadi kita yang membuat terbiasa,” tambah Acha.
Sementara itu, Andien punya cerita sendiri disaat menjalani proses syuting film Surga di Bawah Langit. Pelantun lagu Milikmu Selalu ini mengaku, ketika syuting film itu ia tengah mengandung tiga bulan.
“Buatku challenging, saat itu aku trimester kehamilan awal. Takutnya muntah kan, makanya tidur cukup banget, minum jahe segala macem sebelum syuting, aku inget asisten aku diminta jaga badan,” kata Andien.
Film Surga di Bawah Langit diproduksi oleh Vista Optima Indonesia. Tayang di bioskop 30 Maret 2023, film ini dibintangi sejumlah aktor dan aktris ternama. Mulai dari Andien, Acha Septriasa, Reza Rahadian, hingga Happy Salma.
Diproduseri Rio Silaen, Pritagita Arianegara, dan Delly J Romanza, film ini berkisah tentang perjalanan hidup tiga orang sahabat dari kaum marjinal yang berjuang untuk sekolah dan bertahan hidup dengan caranya masing-masing. Mereka adalah yakni Ayu (Neona Ayu, Acha Septriasa), Agus (Muzakki Ramdhan, Reza Rahadian) dan Laras (Keira Vanaya, Andien Aisyah).
Baca Juga:
- Pelaku Penganiayaan Ditangkap Polisi, Produser Rossy Silbne Sambangi Polres Jakarta Utara
- Sang Anak Sebut Nani Wijaya Merupakan Sosok Ibu yang Rajin Ibadah
- Sambangi Mabes Polri, Band Radja Minta Perlindungan Usai Dapat Ancaman Setelah Konser di Malaysia
Ayu setiap hari menari untuk mencari nafkah dan menambah uang sekolah, Agus hidup dari mencopet, dan Laras bekerja sebagai ojek payung dan berjualan. Hidup dalam lingkungan sosial marginal yang menyatukan mereka, berjuang hari demi hari hanya untuk menyikapi dan menjalani hidup, tanpa pernah bermimpi lebih.
Ketiganya sama-sama tinggal di kawasan pembuangan sampah, Bantar Gebang. Hingga suatu hari, mereka harus berpisah dan meninggalkan tempat di mana sebetulnya mereka dapat merasakan surga. Meskipun berpisah, mereka berjanji untuk bertemu kembali di masa depan.
“Film ini mengangkat pendidikan anak kaum marginal. Karena sebagian mereka merasa pendidikan itu tidak penting, buat mereka cukup bisa survive sehari-hari. Saya ingin anak Indonesia bersyukur karena ketika melihat film ini banyak yang enggak seberuntung mereka,” kata Rio Silaen.