Jakartashowbiz.com – Aktris Nirina Zubir menjadi bintang utama dalam film “Jatuh Cinta Seperti Di Film-Film” (JCSDFF). Di film yang digarap oleh IMAJINARI, rumah produksi milik Ernest Prakasa dan Dipa Andika ini, Nirina Zubir beradu akting dengan aktor Ringgo Agus Rahman.
Baca Juga: Sempat Vakum dari Dunia Entertainment, Cynthia Ramlan Bikin Bisnis Hijab
“Ini film yang sangat intimate, sangat personal. Itu benar-benar ngasih 200 persen untuk film ini,” kata Nirina Zubir di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2023).
Pada film ini, Nirina Zubir memerankan tokoh bernama Hana. Demi mendalami karakter Hana, Nirina Zubir rela menurunkan berat badannya hingga lima kilo dalam waktu satu bulan. Pola diet yang dilakukan Nirina tidak sembeangan. Selain olahraga, ia juga berkonsultasi dengan dokter.
“Jadi persiapannya kalau buat Nirina pribadi buat nurunin berat badan ini kan black and white (filmnya). Itu udah jelas warnanya cuma dua jadi benar-benar garis yang ada di muka kita ini akan tegas,” kata Nirina Zubir.
“Jadi pada saat itu pertama dari 2018 sudah ngomong. Kita harus kurusin berat badan dari 2018 walau waktu itu terhalang pandemi dan lain halnya,” tambah Nirina Zubir.
Nirina mengungkapkan, terlibat dalam film JCSDFF ini benar-benar memerlukan persiapan sangat matang. Menurutnya, bukan hanya persiapan fisik saja, tetapi juga pikiran.
“Makanya Na bilang ini adalah salah satu proyek film yang Na niat banget ini fisik,” katanya.
Tak sampai di situ saja, Nirina juga benar-benar mengulik karakter lawan mainnya, Ringgo Agus Rahman yang memerankan tokoh Bagus.
“erus karakternya kita ngulik banget sampai stres berdua. Sampai berdebat juga ada. ‘Gak bisa gitu dong ini sudut pandang perempuan, bukan sudut pandang laki-laki’,” kata Nirina.
Dalam kesempatan yang sama, Ernest Prakasa selaku produser dari IMAJINARI mengungkapkan, film JCSDFF berkisah tentang seorang penulis skenario bernama Bagus (Ringgo Agus Rahman), yang tanpa sengaja bertemu kembali dengan Hana (Nirina Zubir), sahabatnya ketika SMA.
Bagus, yang merasakan benih-benih asmara, memutuskan untuk mendekati Hana sambil menuangkan kisah perjumpaan mereka itu ke dalam sebuah skenario film drama romantis. Namun masalahnya, pendekatan Bagus ke Hana mendapat halangan berat karena Hana masih menutup hati untuk cinta, setelah kehilangan suaminya yang baru saja meninggal dunia.
“Jadi film ini menceritakan kisah bagus seorang penulis skenario terus ketemu sama Hana sahabat lamanya yang baru ditinggal suaminya, terus mereka CLBK dan Bagus sebagai penulis merasa bahwa cerita ini bagus untuk bisa dijadikan film,” kata Ernest Prakasa.
“Nah ketika masuk ke dunia film ini lah dunia hitam putih itu dimulai. Hitam putihnya itu bukan masa lalu tapi emang current, ini memang penulisannya yang dibuat agar tetap hitam putih,” tutup Ernest Prakasa.
