Jakartashowbiz.com – Prilly Latuconsina telah membuktikan kemampuannya di industri film Indonesia. Bukan hanya menjadi aktris terkenal, Prilly juga sudah menjadi produser yang berhasil bersama rumah produksinya, Sinemaku Pictures. Meskipun sudah terkenal di dunia entertainment, Prilly tetap menjadi sosok yang dikenal ramah dengan siapapun. Prilly tak menjadi sombong ataupun star syndrome layaknya seorang artis yang sudah memiliki ketenaran.
“Ya jangan pernah merasa tinggi. Di atas langit ada langit. Dan aku rasa kenapa aku enggak star syndrome, aku rasa aku ada di posisi ini itu prosesnya panjang tidak mudah tidak cepat. Karena aku berkarir disaat sosial media belum ada cuma friendster aja,” kata Prilly Latuconsina di KFC Kemang, baru-baru lama ini.
“Mana ada orang cari aku di sosial media, enggak ada. Terus waktu aku awal awal sinetron juga instagram baru launching. Jadi kayak belum banyak orang yang blm punya Instagram. Instagram juga cuma ngepos ngepos foto SMA doang,” tambah Prilly.
Tidak mudah bagi Prilly Latuconsina untuk meraih kesuksesan di dunia entertainment. Prilly benar-benar merasakan manis dan pahit untuk bisa seperti sekarang ini. Ia betul-betul merasakan bersaing dengan artis-artis yang lain karena kualitas berakting.
Bukan cuma itu saja, di awal karirnya, Prilly juga banyak menghabiskan waktunya di lokasi syuting. Yang paling diingat sampai sekarang, ia tidak mendapatkan ruangan khusus di lokasi syuting saat awal karirnya di dunia entertainment.
“Jadi tidak mudah untuk aku bisa terkenal benar-benar membutuhkan telen casting ke sana ke mari. Bersaing karena kualitas akting kita bukan followers kita. Karena prosesnya panjang bener-bener enggak mudah. Jadi saat aku di posisi sekarang ya aku enggak merasa tinggi,” katanya.
“Karena usahanya sangat panjang dan aku rasa kalo aku di posisi sekarang pantas karen usaha yang aku lakukan banyak banget dan berdarah darah banget penuh luka. Tidur di lokasi syuting, mana ada dapet ruangan sendiri gitu enggak da sama sekali, pulang dari pagi ke pagi, sampe tifus tetep syuting. Perjuangannya sampe segitunya,” tambah Prilly.
“Jadi ngapain aku star syndrome. Kalo star syndrome mungkin mendapatkan popularitasnya cepet jadi kayak yang enggak ngerasain perjuangannya,” tutup Pilly.